AMIEN RAIS. Bagian Pertama (05.06.98) Oleh: Lion.
Di tengah-tengah berbagai aksi kerusuhan demi kerusuhan dan pernyataan
demi pernyataan yang melecehkan dan menindas HAM Warga Negara
Indonesia.
Ketika banyak orang membungkuk bahkan ada yang menyembah-nyembah
dan menjilat-jilat di hadapan Soeharto sewaktu dia masih menjadi
presiden RI, boleh dikata Amien Raislah satu-satunya tokoh yang
berani bicara lantang tanpa tedeng aling-aling menentang arus
pada waktu itu. Dia berani berhadapan dengan Soeharto dalam mengambil
sikap.
Yang saya hargai pula dari sikap Amien Rais adalah sikapnya yang
konsisten dalam bersikap kritis terhadap pemerintah. Beberapa
tokoh memang ada yang bersikap kritis, tetapi ketika ada reaksi
langsung dari Soeharto, biasanya nyali mereka ciut, dengan berkomentar
seperti: "Oh, maksud saya bukan berkata seperti itu! Maksud
saya begini ...", atau "Wartawan salah menafsirkan maksud
saya ...." Pokoknya berkilah. Seolah-olah kalau berhadapan
langsung dengan Soeharto, dan ketika Soeharto memandang matanyanya.
Dia langsung menunduk, tak berani balas memandang. Tidak demikian
dengan Amien Rais. Ketika pernyataan mendapat reaksi keras dari
pemerintah (Soeharto) dia tetap konsisten dan konsekuen dengan
pernyataannya dan siap mengambil segala risiko. Dalam kasus Freeport
dan Busang, misalnya, kritikan pedasnya yang "tembak langsung"
kepada pemerintah tetap dipertahankan sekalipun akhirnya dia harus
terpaksa mundur dari posisi Ketua Dewan Pakar ICMI.
Sejak beberapa tahun lalu Amien Rais sudah berkali-kali menyatakan
agar Soeharto jangan lagi dipilih sebagai presiden. Dia bahkan
sempat "memperingatkan" MPR agar dalam SU MPR tahun
1998 jangan memilih Soeharto lagi. Alasannya Soeharto sudah terlalu
tua, sudah sepuh. Katanya, "Bila MPR tetap memilih Soeharto
sebagai presiden, berarti MPR telah berbuat zalim."
Yang terjadi kemudian kita semua sama mengetahui, MPR yang memang
hasil rekayasa itu tetap memilih Soeharto sebagai presiden RI
untuk ketujuh kalinya.
Ketika terjadi berbagai kerusuhan Anti Cina di Indonesia, yang
seolah-olah mencapai puncaknya dalam peristiwa kerusuhan besar
di Medan dan Jakarta. Amien Rais pun muncul dengan pernyataan-pernyataan
yang terasa menyejukkan bagi WNIKC.
Dalam beberapa kesempatan berbicara di depan umatnya, maupun pada
kesempatan lain, dan di televisi, Amien berujar bahwa hendaknya
kita mau berpikir jernih terhadap WNIKC. Karena mereka juga manusia
yang berhak bendapat perlakuan manusiawi. Mereka adalah ciptaan
dan umat Tuhan juga. Mereka juga mempunyai rasa takut, rasa tertekan.
Agama manapun tidak menganjurkan umatnya untuk memperlakukan sesama
umat Tuhan secara tidak layak, atau tidak manusiawi.
Jika kita mau berpaling ke belakang. Maka sikap Amien Rais sekarang
ini. Khususnya terhadap WNIKC dan Kristen berbeda jauh dengan
dulu. Dulu Amien Rais bahkan sempat dicurigai dan dibayangi stereotipe
sebagai Anti Cina dan Anti Kristen. Di samping anti Barat. Khususnya
AS. Atau sebagai seorang yang sektarian dan fundamentalis. |
Copyright © 1998 INDO CHAOS All rights reserved. |
![]() |