Tanggapan Aborsi Pasca Perkosaan.
Tanggapan untuk artikel "Aborsi pasca perkosaan: boleh atau tidak ?"

Oleh: Retno Wahyuningsih(---@hotmail.com)
Dear dokter,
saya juga seorang dokter seperti anda, hanya saya lebih banyak bekerja di lab. Saya membaca surat anda tentang Rina. Saat ini saya jauh dari Indonesia dan tidak dapat berbuat sesuatu. Saya sebenarnya tidak tega membaca berita2 tentang hal tersebut, karena selalu membuat saya selalu dihantui peristiwa itu meskipun tidak mengalaminya sendiri.

Saya mengerti perasaan anda, kita memang diajar bahkan disumpah untuk menghormati kehidupan sejak saat pembuahan. Selain itu agama apapun yang kita anut juga mengajarkan hal yang sama. Jadi saya sangat mengerti bahwa anda ragu mengambil keputusan. Tetapi dari sisi lain dokter juga diajar untuk memberikan yang terbaik untuk pasiennya. Karenanya saya usulkan anda untuk mempertimbangkan apa yang terbaik untuk Rina sekarang dan in future and also what she really want. It will not so easy but her future depends on your decision now.

Please make your decision with empathy not sympathy so it will not goes in your way. Again I know it will not so easy, you see her every day, you see her suffer, you see her beginning to recover and suddenly you now it is happened, she depended on you now.


Oleh: Desi Rahayu(---@hotmail.com)
Kepada Dokter yang terhormat,
saya sangat terharu dgn peristiwa Rina tsb,saya bisa merasakan bagaimana hancurnya hati kedua orang tua Rina dan Rina sendiri, terusterang Dokter, siapa yang mau dititipi benih dari seekor anjing?

Kasihan sekali anak itu ,kalau ia dibiarkan mengandung bahkan sampai melahirkan, bukankah menambah beban mental baginya? Aduh saya benar benar tidak dapat membayangkan. Memang menurut semua ajaran agama aborsi itu tidak diizinkan, tetapi kalau itu bukan kemauan kita(lain Dokter dengan anak remaja yg kecelakaan krn pergaulan bebas), masak Tuhan tidak akan menolong??? Tuhan itu maha pengasih Maha pengampun, dokter kasihanilah Rina,saya mohon,saya mohon dokter.

Menurut saya pribadi lebih baik anak itu dilakukan aborsi, moga moga ia akan sembuh luka hatinya, tetapi kalau baby itu lahir, dia sampai melihat wajahnya,saya kwatir Rina tidak tahan dgn beban itu, peristiwa pemerkosaan, wajah binatang binatang itu pasti akan membayangi dia terus, bukankah ia akan jadi lebih gila lagi???

Dokter gimana kalau dokter konsultasi dgn Romo Sandyawan? agar hati Dokter tidak tertekan akan sumpah kedokteran itu? Dokter,saya mohon bukalah hati Dokter, lakukanlah sesuatu bagi Rina, kasihan benar anak itu, Janganlah Dokter berdiam seperti mentri UPW ! Moga moga mentri UPW itu juga membaca surat dokter, sehingga ia tak akan mengatakan lagi bahwa peristiwa pemerkosaan itu hanya isu belaka, sungguh menyayat hati semua orang, ya, barangkali dia lupa bahwa dirinya juga seorang wanita ya dokter.


Oleh: Ella(---@---.id)
Kalau boleh saya memberikan pendapat, mengenai dosa atau tidaknya harus dilihat dari sudut mana dulu, mungkin saya melihatnya hanya dari sudut the future of Rina, kalau sudut agama mungkin anda harus tanyakan lagi kepada Pendeta/Ustad/Bikhu.

Sebagai seorang anak tidak ada yang tahu kepada siapa Tuhan titipkan, namun kalau dilihat dari sudut Rina, ia hanya seorang anak usis 16 th, tentunya kondisinya belum siap untuk melahirkan seorang anak, ditambah lagi kejiwaan yang ia harus hadapi selama kehamilannya karena musibah dari orang-orang yang sudah ketahuan mempunyai sifat biadap.

Memang seorang anak dilahirkan kedunia adalah sebagai kertas putih, tergantung bagaimana proses pendidikan/lingkungannya nanti , bagaimanapun tidak terlepas pepatah: "air cucuran atap jatuhnya dipelimbahan juga".

Mengingat usia kehamilannya yang masih beberapa minggu mungkin sebaiknya secepatnya dilakukan aborsi. Mengingat kondisi yang diperkirakan akan lebih buruk bagi Rina dan anak yang tidak dikehendaki daripada Rina dan sang calon anak menderita kejiwaan yang akan menambah beban orang tua dan Rina sendiri yang dilihat kondisinya sudah mulai pulih.


Oleh: diana yustutiningsih maksudi(---@hotmail.com)
assalammualaikum wr. wb.
yth. dokter korban perkosaan
Membaca tulisan mengenai korban perkosaan dg nama samaran RINA saya jadi ikut priharin dan saya ingin menyampaikan sumbang saran agar dokter tdk ragu dalam mengambil keputusan untuk menolong RINA yg sangat malang, saya berkesimpulan sebaiknya dokter melakukan ABORSI terhadap kandungan rina, karena apabila hal tersebut tak dilakukan akan berakibat tekanan mental yg berat buat RINA yg malang tersebut.

Sebagai sesama wanita, saya tahu betapa beratnya beban mental RINA jika tak dilakukan aborsi akan lebih berat lagi bahkan mungkin dia akan mengambil jalan pintas dgn BUNUH DIRI, dgn demikian berarti ada korban 2 nyawa yg harus kita terima, saya yakin TUHAN akan memaklumi apa yg kita lakukan demi RINA dan kita juga tak akan lupa selalu bertobat dan memohon petunjukNYA agar semuanya hidup tenteram selalu


BACK


Copyright © 1998 INDO CHAOS All rights reserved.