SURAT KEPADA PARA PENJARAH.

SUARA PEMBACA dari Suara Pembaruan, Rabu, 27 Mei 1998

Redaksi Yth.,

Setahun yang lalu, adik saya, Natalia dan suaminya serta anak balita, Kenny (3 tahun) dan Clara (1), kembali menimba ilmu dari Jerman, lalu bermukim di Pantai Indah Kapuk.

Mereka masih muda dan punya kedambaan ikut berperan serta dalam pembangunan negara kita di bidangnya.

Semua memang indah sekalipun sederhana, jerih payah menabung, kerja apa saja, kuliah sekaligus sambilan jadi TKI, mereka alami. Mereka keluarga muda punya harapan dan cita-cita. Mereka bukan putera konglomerat, tukang kolusi atau koruptor.

Kira-kira setahun lalu, suami belum mendapat kerja secara mantap, istri dengan piano yang dibawa dari Jerman, membantu menopang upaya suami memberi les.

Tanggal 14 Mei 1998, didesak kegalauan bersama puluhan keluarga, mereka berusaha mencari tempat aman. Semua menuju padang golf, buru-buru. Tidak sempat membawa bekal cukup buat si upik dan si buyung. Mereka membawa apa adanya.

Saat itulah, hai saudara penjarah, Anda berkuasa. Anda kuras semua, tanpa sisa. Anda jarah, Anda angkut dan angkat, piano sekalipun, perangkat yang bagi Anda tanpa guna, namun bagi Natalia sangat berarti, piranti penyejuk hati dan pencari nafkah sembari membagi ilmu.

Yang tidak dapat Anda bawa, Anda rusak porak-poranda, bahkan susu bayi Anda sikat, mangkuk plastik buat si kecil pun Anda rampok, buaian Clara juga Anda ''amankan''.

Saudara penjarah, kuraslah benda hasil jerih payah warga sederhana, kuraslah susu bayi, kuraslah segalanya, KTP, buku tabungan, passport, kuraslah! Setiap barang yang Anda kuras, pastikan, Anda manfaatkan. Tidurlah di atas kasur yang dijarah dengan mimpi-mimpi indah, nikmatilah susu bayi seraya mendengar piano yang bisu.

Berbuailah di buaian Clara, Anda pasti akan mendengar: tangisnya mencari bantal dan boneka kesayangannya. Itu pun seandainya nurani Anda tidak ikut sirna selama menjarah.

Kami tidak mengutuk, apalagi memohon petaka atas diri Anda. Ingatlah saja, kalau Anda masih sanggup menyisihkan sedikit ruang di relung hati batin terdalam, yang menanam akan menuai.

Yang Mahakuasa, Mahabesar, Mahamengetahui tidak terlelap, tidak buta dan tidak tuli.

Kalaulah suara Natalia tidak sampai ke telinga Allah, jangan meremehkan jeritan balita, yang memanjatkan keluhan atas derita yang Anda akibatkan.

Passport mereka tidak akan memberi Anda izin masuk dan visa kemana pun, dunia, akhirat akan menolaknya. Kembalikan kepada mereka.

Sujud dan mohonlah ampun kepada Yang Maha-segala-galanya. Jalan tobat masih terbuka.

Semoga Anda, para penjarah diberi terang.

Teriring salam dan doa saya.

T.H. Yudha,

Om Kenny dan Clara.

BACK


© 1998 INDOCHAOS TEAM ™ All Rights Reserved.