SERUAN SOLIDARITAS

PERSERIKATAN SOLIDARITAS PEREMPUAN TERHADAP KASUS PEMBUNUHAN AKTIVIS KEMANUSIAAN "MARTHADINATA (ITA)"

Yuniyanti Chuzaifah Wahyu Susilo

Pada tanggal 9 Oktober 1998 telah terjadi pembunuhan sadis terhadap aktivis kemanusiaan Martadinata (Ita) dalam usia yang sangat belia (17 tahun). Ita bergabung dalam Tim Relawan untuk Kemanusiaan dalam pendampingan korban perkosaan pertengahan Mei lalu. Bahkan sekarang ini sebenarnya, ia bersama ibunya sedang mempersiapkan kesaksian korban perkosaan pada sejumlah lembaga perlindungan HAM internasional Kematiannya betul-betul menyisakan kehilangan yang sangat dalam bagi gerakan anti kekerasan terhadap perempuan.

Kami betul-betul sulit menerima kenyataan ini. Pembunuhan sadis terhadap kawan Ita ditengah aktivitasnya dalam bidang kemanusiaan menimbulkan tanda tanya besar bagi kami sehubungan dengan semakin banyaknya aksi teror yang disasarkan kepada pembela kemanusiaan akhir-akhir ini. Kekerasan yang beruntun mulai dari penculikan dan penembakan aktivis mahasiswa yang sampai sekarang belum tuntas, penjarahan dan perkosaan pada bulan Mei 1998, pembantaian ratusan orang yang dituduh dukun santet di Banyuwangi telah menunjukkan bahwa dimensi kemanusiaan berada pada titik terendah. Kita terasa mengalami titik balik peradaban menuju kebiadaban. Di samping itu teror-teror sadis terhadap pejuang kemanusiaan lain, betul -betul telah melecehkan hak hidup rakyat Indonesia yang paling asasi. Dari kasus-kasus tersebut hingga saat ini belum ada pertanggung jawaban tuntas dari negara.

Untuk itu kami dari Perserikatan Solidaritas Perempuan menyatakan sikap:

1.. Menuntut Pemerintah Republik Indonesia untuk mengusut tuntas kasus pembunuhan tersebut dan mengumumkan secara transparan kepada publik dalam waktu sesingkat-singkatnya.

2.. Menuntut Pemerintah Republik Indonesia untuk mengusut tuntas tindakan teror yang ditujukan terhadap para aktivis kemanusian.

3.. Menuntut Pemerintah Republik Indonesia untuk melindungi seluruh warga negaranya dari tindak kekerasan.

Untuk menggalang sikap solidaritas dan mengkampanyekan gerakan anti kekerasan, Perserikatan Solidaritas Perempuan menyerukan kepada seluruh lapisan masyarakat untuk mengikatkan pita hitam dilengan kiri sebagai simbol duka cita kita sampai kasus ini diusut tuntas.

Jakarta, 10 Oktober 1998

Yuniyanti Chuzaifah Wahyu Susilo

Dept. Perserikatan Dept. Politik