PERBEDAAN PRIBUMI & WNI KETURUNAN TIONGHOA.
(18.05.98) Oleh: Witoro Adjani.

Saya seorang pribumi yg dulunya benci setengah mampus sama WNIKeturunan Tionghoa. Tetapi setelah hidup di Amerika selama 10 tahundan sekarang bekerja di salah satu bank terbesar di dunia berpusatdi New York City, pandangan saya berubah dan mengerti mengapaTionghoa itu berbeda dengan orang pribumi.

Dan sebenarnya banyak sekali hal-hal yg kita tidak mengerti tentangTionghoa, dan hal-hal ini sebenarnya harus kita ketahui dan kita pikirkanlagi, karena hal-hal ini adalah sesuatu yg bisa kita pakai untukkepentingan bangsa sendiri dan utk memajukan bangsa sendiri. Bukansaya bilang bahwa kita harus berubah jadi Tionghoa, cuma kalau memangbagus mengapa tidak ? Dan memang ada juga hal-hal buruknya, tetapisemua bangsa juga punya.

Marilah saya mulai pendapat saya tentang perbandingan antara WNIasli dan keturunan Tionghoa :

1. PERBEDAAN-PERBEDAAN NYATA.

Setelah bekerja tiga tahun lebih dan punya teman dekat orang buledan orang Tionghoa dari Shanghai di tempat kerja saya, saya melihatbanyak sekali perbedaan-bedaan, diantaranya :

DUIT.
a) Si bule, kalo gajian langsung ke bar, minum-minum sampe mabuk,beli baju baru, beli hadiah macam-macam untuk istrinya. Dan sisanya10% di simpan di bank. Langsung makan-makan di restoran mahal,apalagi baru gajian.
b) Si Tionghoa, kalau gajian langsung disimpan di bank, kadang-kadangdi invest lagi di bank, beli Saham, atau dibungain. Bajunya itu2saja sampe butut. Saya pernah tanya sama dia, duitnya yg disimpenke bank bisa sampe 75%-80% dari gaji.
c) Saya sendiri. kalo gajian biasanya boleh deh makan-makan sedikit,apalagi baru gajian, beli baju kalo ada yg on-sale (lagi di discount),beli barang-barang kebutuhan istri, sisanya kira2 tinggal 15-20%terus disimpen di bank.

*** Kebanyakan di Amerika, orang Tionghoa yang kerja kantoran (sebenarnyaKorea dan Jepang juga) muda-muda sudah bisa naik mobil bagus danbisa mulai beli rumah mewah. walaupun orang tuanya bukan konglomeratdan bukan mafia di Chinatown. Malah mereka beli barang senangnyacash, bukan kredit. Soalnya mereka simpan duit nya benar-benartidak bisa dikalahkan oleh bangsa lain. kalau bule atau oranghitam musti ngutang sampe tau baru bisa lunas beli rumah.

KERJAAN.
a) si bule, abis kerja (biasanya jam kerja jam 8 pagi - 6 sore)hari Senen sampai hari Jumat (Sabtu dan minggu tidak kerja)) kebar ato makan-makan ngabisin gaji. Kalau disuruh lembur tiba-tiba,biasanya kesel-kesel sendiri di kantor. Biasanya kalo hari Senen,si bule tampangnya kusut, soalnya masih lama sampe hari Sabtu,pikirannya weekend melulu. Kalo hari Kamis, si bule males kerja,pikirannya hari Jumat melulu. Terus jalan-jalan gosip kiri kanan.
b) si Tionghoa, abis kerja langsung pulang ke rumah, masak sendiri,nggak pernah makan diluar (saya sering ngajak dia makan, cumatidak pernah mau, mahal katanya, musti simpan duit, kecuali kaloada hari-hari khusus). Kalau disuruh lembur tidak pernah menolak,malah sering menawarkan diri untuk kerja lembur. Kalau disuruhkerja hari sabtu atau hari minggu juga pasti mau. Kadang-kadangdia malah kerja part-time (bukan sebagai pegawai penuh) di perusahaanlain untuk menambah uangnya.
c) saya sendiri, kalau disuruh lembur, agak malas juga kadang-kadangkarena sudah punya rencana keluar pergi makan sama teman-temankantor.
Kadang-kadang ingin sekali pulang ke rumah karena di kantor melulu,cuma mau nggak mau mesti kerja (jadi kesannya terpaksa, nggakseperti si Tionghoa yg rela). Weekend paling malas kalau musti kerja.

*** Bos-bos juga biasanya suka sama orang Tionghoa kalau soal kerjaan.Mereka soalnya pekerja yg giat dan tidak pernah bilang "NO"sama boss. Dapat kerja juga gampang kalau mukanya Tionghoa, karenadipandang sebagai "Good Worker". Atau pekerja giat.Jarang sekali, kecuali penting sekali dia tidak bersedia kerjalembur. Dan kalaupun tidak bersedia lembur, biasanya dia akandatang sabtu atau minggu, atau kerja lembur besoknya.

RUMAH
a) Apartment si bule, wah bagus sekali. gayanya kontemporari.Penuh dengan barang-barang perabotan dan furniture mahal. Pokoknyagajinya pasti abis ngurusin apartment dia.
b) Apartment si Tionghoa, wah... kacau. Cuma ranjang satu, dilantaisaja. Meja butut, dan dua kursi butut. TV nya kecil sekali, TVkabel saja tidak punya. Pokoknya sederhana sekali. Waktu sayatanya, dia bilang "bersakit-sakit dahulu, bersenang-senangkemudian." daerahnya pun bukan didaerah mahal, tempatnyadi daerah kumuh dan kurang ada yg mau tinggal.
c) Apartment saya sendiri, yah lumayan, cuma istri saya suka jugamerias rumah. Jadi apartment saya lumayan lah tidak seperti punyasi Tionghoa. Saya benar-benar salut dia bisa hidup begitu. Padahalduitnya di bank banyak. Gaji dia saja lebih tinggi dari saya karenalebih lama di perusahaan tersebut.

*** Setelah 10 taun, biasanya si bule, orang item, masih tinggaldi apartment atau baru ngutang beli rumah, si Tionghoa sudah bisabeli rumah sendiri. Karena nabung dengan giatnya, dan cuma beliyg penting-penting saja. Jadi uangnya ditabungkan sendiri.

*** Disini saja saya bisa lihat perbedaan-bedaan nyata, saya pertama-tamapikir, wah si Tionghoa ini pelit amat. Masa duit banyak kayak begitudisimpan saja di bank. Dan kalau kita banding-bandingkan dengansejarah orang-orang Tionghoa, kita akan tahu kenapa mereka (Tionghoa)itu dalam long-range nya (jangka panjang nya) lebih maju daripribumi di Indonesia, karena saya sempat bertukar pikiran denganbeberapa teman lagi orang Tionghoa lainnya, orang India, orang Arab,orang Jerman, orang Amerika, dan orang Tionghoa ini sendiri. Kita musti tau sejarahnya orang Tionghoa ini.

2. PERBANDINGAN ANTARA SEJARAH KEBUDAYAAN TIONGHOA & INDONESIA

JAMAN DULU
Bangsa Tionghoa adalah bangsa yg bangga dengan bangsanya, karena kebudayaanTionghoa adalah salah satu kebudayaan yg tertua di dunia, hampir setahafdengan Mesopotamia dan Mesir. Karena itu kebudayaan Tionghoa itu benar-benarmenempel di sanubari nya. Susah sekali untuk melepaskan kebudayaantersebut karena memang betul kebudayaan mereka itu hebat, terusterang, kalau kita bandingankan dengan kebudayaan kita (pribumiIndonesia) kita tidak bisa mengalahkan kebudayaan orang Tionghoa.Dan memang kebudayaan mereka sudah diakui dunia.
Menurut salah satu Journal of Archeology terkemuka di dunia, orangMelayu itu unsurnya lebih banyak mengarah ke bangsa Mongol atauTionghoa. Jadi bangsa Indonesia itu sebenarnya Tionghoa, walaupun secarabiologis dan evolusis, ada unsur-unsur dari India dan Arab didarah orang pribumi. Tetapi orang Indonesia (Melayu) itu sebenarnyagenetik nya lebih dekat ke orang Tionghoa.
Dan orang Tionghoa itu sudah dari dulu 4000 tahun hidupnya diawangkesusahan terus (maksudnya rakyat kecilnya). Negara Tionghoa darijaman dulu, katanya, sudah perang terus, rakyat kecil disiksaolah pemerintahnya sendiri, dan pemerintahnya berganti-ganti terus.
Orang Tionghoa bisa dibilang salah satu bangsa yang tahan banting. Sudah biasa menderita, dan makin menderita, biasanya orang kanmakin nekad dan makin berani, jadi semua jalan ditempuh, namanyasaja mau hidup, bagaimana. Ini juga terjadi di Indonesia.
Karena negaranya sendiri, Tionghoa, banyak masalah, mereka imigrasikemana-mana. Mereka ada dimana-mana, teman saya orang item dariNigeria dan Ethiopia (afrika) bilang disana pun ada banyak orangTionghoa. Dan herannya. Tionghoa-Tionghoa di Afrika pun sukses dan bisa dibilang tidak miskin.

DI INDONESIA
Di Indonesia sendiri, waktu saya masih tinggal di Jakarta, sayabisa melihat perbedaan-perbedaannya, cuma waktu itu pikiran sayabelum terbuka. Saya pernah buka punya teman orang Tionghoa di Senenbuka toko kain. Di sebelahnya persis ada pak Haji yg juga bukatoko kain. Setelah dua tahun, bisnis si Tionghoa makin maju, dan sipak Haji sebelah akhirnya bangkrut.
Ternyata bukan karena si Tionghoa main curang atau guna-guna si pak haji. Ternyata itu karena si Tionghoa, walaupun sudah untung, uangnya disimpan dan ditabung saja, untuk mengembangkan bisnisnya lagi.Dan dia dan istrinya makan telor ceplok saja Sedangkan si pakhaji baru untung sedikit sudah makan besar di restoran karenagengsi sama keluarga nya.
Nah bukannya si pak haji ini salah ? Bukannya kita bisa lihatsendiri bahwa Tionghoa ini pikirannya lebih maju lebih melihat kedepandan lebih tahan banting ? Saya kira ini adalah suatu hal yangbisa kita contoh dari si Tionghoa ini. Mungkin kita tidak usah terlalupelit seperti dia, tapi juga tidak usah gengsi-gengsian.

Saya sudah bertemu dengan banyak orang dari negara yg berbeda-bedadan satu hal yg benar-benar nyata adalah orang yg TIDAK MEMBUATKEPUTUSAN BERDASARKAN GENGSI biasanya NEGARANYA MAJU.

Coba saja lihat orang Hong Kong, orang Jepang, orang Inggris,orang Amerika, orang Jerman dan orang Singapore, mereka sudahMAJU sekali pemikirannya. Tidak seperti orang Indonesia. KalauYA yah sudah bilang YA, kalau TIDAK yah bilang TIDAK. Jadi tidak buang-buang waktu dan tidak ada yg tidak enak hati. Kalau sudah lama tidak enak hati akhirnya berantem.
Orang Indonesia sayangnya gengsinya tinggi sekali, tidak mau mengakukalau memang salah atau harus merubah sesuatu yg jelek. Inilahkelemahannya.

Di mata Internasional bangsa Indonesia sudah terkenal sebagaiNAZI Jerman versi Asia Tenggara. Waktu perang dunia ke II bangsaJerman sedang miskin karena mereka kalah perang dunia ke I, supayarakyat tidak marah, si Hitler yg cerdik sengaja menyalahkan orangYahudi yg memang kaya dan menguasai ekonomi Jerman. Dan orangYahudi akibatnya dibantai dan tidak diperlakukan sebagai warganegara sendiri.
Padahal mereka juga sudah lama tinggal di Jerman dan sudah merasasebagai bangsa sendiri, walaupun mereka masih memegang kebudayaanmereka yg tinggi, sama seperti Tionghoa di Indonesia.
Di Indonesia anehnya, pribumi benci dengan Tionghoa tetapi bukan denganorang Belanda atau orang Jepang. Kalau dipikir-pikir, Tionghoa itutidak salah apa-apa. Saya sebagai pribumi baru sadar akan hal itu.

Belanda menyiksa bangsa Indonesia dan menguras harta bumi kekayaanIndonesia selama 350 tahun dan setelah pergi meninggalkan penyakityg paling bahaya dan mendarah daging, yaitu korupsi, yg sampaisekarang juga menimbulkan krisis ekonomi setelah 53 tahun merdekarupanya penyakit ini bukannya makin terobati, tetapi makan menusukdan menular ke seluruh badan dan mental bangsa Indonesia.

Bangsa Jepang, cuma menguasai 3.5 tahun, tapi menyiksa bangsaIndonesia lebih kejam dari bangsa lain. Karena kalah perang, bangsajepang, yah mau tidak mau sekarang musti menguasai dunia secaraekonomi tidak bisa lagi main angkat senjata.

Anehnya kita sebagai pribumi malah benci dengan Tionghoa bukannyadengan Belanda atau jepang. Lucu sih. Semua bangsa lain (Korea,Tionghoa, Burma, Vietnam, dan Afrika) benci dengan bekas penjajahnyabukan penduduk sesama yg telah hidup bertahun-tahun bersama-samayaitu Tionghoa kalau di Indonesia.
Salah apa si Tionghoa-Tionghoa ini, tidak salah apa-apa. Kenapa merekakelihatannya buas dalam bisnis, tamak, dan rakus ? kenapa ? Karenamereka selama tinggal di Indonesia selalu diperlakukan sebagaiorang luar dan di anak-tirikan. Coba bayangkan kalau anda-andajadi Tionghoa, pasti anda-anda juga mau melindungi diri sendiri, siapayg mau nggak makan besok ? atau mati ? Yah, kalau begitu, merekajadi cerdik, agak licik, mengambil kesempatan dalam kesempitan,jadi nya berhasil memegang ekonomi indonesia. Tapi mereka jugabekerja keras,
JAUH.....SANGAT JAUH LEBIH KERAS DARI KITA YG PRIBUMI.
Bukan cuma di Indonesia saja. orang Tionghoa sepertinya ditaruh dimanasaja pasti sukses dan bekerja keras.
Mereka (Tionghoa) tidak menyerah pada nasib, dan selalu INGIN MENJADI DUA KALI LIPATKAN TARAF HIDUPNYA, kita yg pribumi, biasanya puasdengan keberhasilan kita dan malas malasan karena merasa sudahdiatas angin. Bagi Tionghoa2 ini tidak berlaku, mau setinggi apa juga,pasti bisa lebih tinggi lagi.
Kita saja yg bodoh, mau dengar omongan pemerintah yg brengsekdan mengkambing hitamkan Tionghoa. Karena mereka sendiri juga busuktetapi takut ketahuan. Jadi mereka menggunakan Tionghoa sebagai tamengdan kambing hitamnya.

Gimana mau hidup sebagai negara yg maju coba ? Kalau tidak bersatu.Negara yg maju harus bisa hidup dengan tentram satu sama laintidak perduli dengan warna kulit, agama, dan keturunan. Semuanyamusti diakui sebagai satu bangsa.
Contohnya Amerika, mau cari orang dari mana saja ada. Cuma merekabersatu, dan mereka sadar tiap orang punya kejelekan masing-masing.Cuma tidak digembar-gemborkan, tapi dibicarakan dan dirubah. Ygbagus nya diambil, dan dipakai bersama-sama untuk memajukan negara.Tidak segan-segan, atau gengsi, kalau gengsi-gengsi maka tidakakan maju.
Harus open (terbuka) dan mau menerima kesalahan dan musti mauberubah.
Tahukah saudara kita adalah satu-satunya bangsa yg tidak banggadengan bangsa sendiri ? Bikin malu saja memang. Cuma itulah Indonesia.
Saya akan lanjutkan lagi kapan-kapan.


BACK


Copyright © 1998 INDO CHAOS All rights reserved.